Dalam banyak pelatihan Design Thinking, sering muncul komentar seperti:
“Yang harusnya ikut pelatihan ini tuh pimpinan saya, karena beliau yang bisa ambil keputusan.”
Kalimat ini sering terdengar biasa. Tapi kalau dicermati lebih dalam, sebenarnya menyimpan satu asumsi besar: bahwa kepemimpinan hanya milik orang yang punya jabatan tinggi.
Padahal, dalam dunia yang terus berubah dan semakin kompleks, kepemimpinan justru bukan soal posisi. Tapi soal sikap dan cara berpikir. Inilah mengapa pendekatan seperti Design Thinking jadi sangat relevan bukan cuma untuk inovasi, tapi juga untuk memaknai ulang apa itu arti kepemimpinan.
Design Thinking: Cara Baru Melihat Kepemimpinan
Selama ini Design Thinking dikenal sebagai metode menciptakan solusi kreatif yang fokus pada kebutuhan pengguna. Tapi ada dimensi yang sering terlupakan: Design Thinking juga bisa membentuk pemimpin yang lebih empatik, adaptif, dan kolaboratif.
- Empati melatih kita untuk benar-benar memahami orang lain sebelum mengambil keputusan.
- Kolaborasi mendorong keterlibatan semua pihak, bukan kerja sendirian.
- Eksperimen membiasakan kita mencoba hal baru, belajar dari kesalahan, dan terus memperbaiki.
Ketiga hal ini adalah esensi dari kepemimpinan masa kini. Maka, siapa pun yang belajar Design Thinking sebenarnya sedang belajar memimpin, tanpa harus menunggu gelar atau jabatan.
Bukan Soal Siapa yang Berkuasa, Tapi Siapa yang Bertindak
Bagi anggota tim yang tidak punya posisi formal sebagai “pimpinan”, Design Thinking membantu mereka jadi lebih proaktif. Bukan hanya menjalankan perintah, tapi ikut menyempurnakan proses. Mereka bisa menjembatani visi strategis dari atasan dengan kebutuhan nyata di lapangan.
Inilah bentuk kepemimpinan yang sering tak terlihat:
Mereka yang bekerja dalam diam, tapi berdampak nyata.
Bayangkan jika semua orang di organisasi berpikir seperti pemimpin:
- Berani mengambil inisiatif
- Peduli pada pengguna/pelanggan
- Aktif mencari solusi, bukan sekadar menyalahkan
Itulah budaya everyday leaders sebuah kondisi di mana setiap orang merasa punya peran dalam menciptakan perubahan. Dan ini hanya bisa terwujud kalau pola pikir Design Thinking dibagikan ke seluruh tim, bukan hanya ke manajemen puncak.
Jadi, Siapa yang Harus Belajar Design Thinking?
Bukan hanya CEO. Bukan hanya manajer.
Tapi siapa pun yang ingin membawa perubahan positif, sekecil apa pun perannya.
Maka, pertanyaan yang tepat bukan lagi:
“Siapa yang seharusnya ikut pelatihan ini?”
Tapi:
“Bagaimana saya bisa mulai memimpin perubahan dari tempat saya sekarang?”
Karena pada akhirnya, kepemimpinan bukan tentang posisi, tapi tentang keberanian untuk bertindak dan menciptakan dampak.
Ingin membentuk budaya everyday leaders di tim atau organisasi Anda?
Pelajari lebih lanjut pendekatan Design Thinking bersama kami.
📩 Hubungi admin untuk info pelatihan & kolaborasi.